Phornsachi Chalermphan, usia 72 tahun, adalah seorang pasien kanker rektum.
Phornsachi Chalermphan
Bulan Maret 2019, Phornsachi Chalermphan menyadari bahwa ia mengalami keluhan sulit BAB dan BAB berdarah. Awalnya ia menganggap itu adalah wasir, ia tidak terlalu mempedulikan itu, sampai akhirnya ia semakin kesakitan lalu ia menjalani pemeriksaan medis, setelah menjalani kolonoskopi, biopsi dan CT scan, hasilnya menunjukkan kanker rektum stadium IV dan sudah menyebar ke hati. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi dan kolonostomi, dilanjutkan kemoradioterapi, namun Phornsachi Chalermphan menolak itu, karena teman di sekitarnya yang menjalani operasi hasilnya tidak baik, ada beberapa yang meninggal. Sebab itu, meskipun ia menderita akibat kesakitan tubuhnya, namun kepercayaannya kepada Buddha membuat hatinya sangat tenang, ia percaya jika ia menemukan metode pengobatan yang tepat, kankernya pasti bisa diobati.
Setelah keluarganya mengetahui penyakitnya, mereka mencari informasi dari berbagai sumber dan berkonsultasi dengan dua orang dokter setempat, namun semua dokter menyarankan untuk menjalani operasi, radioterapi dan kolonostomi. Ia pun menolaknya, karena tidak ingin menjalani operasi. Dengan demikian, keluarganya tidak menyerah dalam mencari pengobatan, mereka berharap bisa menemukan metode pengobatan tanpa operasi. Jika berusaha pasti akan ada hasilnya, suatu hari ketika keluarganya mencari rumah sakit di internet, mereka menemukan informasi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou mempunyai 18 teknologi Minimal Invasif, tanpa operasi dan minim efek samping. Hal ini membuatnya dan keluarga menemukan harapan.
Phornsachi Chalermphan berfoto bersama Dr. Wang
Keluarga Phornsachi Chalermphan segera menghubungi kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di Bangkok dan membawanya untuk ikut konsultasi. Dokter ahli yang ada di kantor perwakilan memberikan saran untuk menjalani pengobatan Minimal Invasif dan mempertunjukkan video teknologi Minimal Invasif, sehingga mereka mempunyai pemahaman yang lebih rinci. Setelah dipertimbangkan, Phornsachi Chalermphan memutuskan pergi ke China menjalani pengobatan kanker.
Tanggal 30 Mei 2019, Phornsachi Chalermphan ditemani keluarga datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, tim medis MDT menentukan metode pengobatan awal yang akan diterapkan sesuai dengan kondisinya, yaitu Intervensi, Microwave Ablation dan Photodynamic. “Kami tidak menyangka pemeriksaan di sini sangat cepat, bahkan setelah pemeriksaan bisa langsung menjalani pengobatan, tetapi di Thailand harus menghabiskan beberapa waktu untuk antri.” Kata Phornsachi Chalermphan.
“Sampai saat ini, saya telah menjalani 4 kali Intervensi, 1 kali Microwave Ablation, 1 kali Photodynamic, dan mengonsumsi obat penargetan. Setelah menjalani Intervensi pertama, saya bisa BAB dengan normal. Saat ini tumor sudah mengecil, hasil tumor marker juga menurun secara signifikan.”Phornsachi Chalermphan mengatakan dengan senang. “Di sini, selain pengobatan Minimal Invasif juga dikombinasikan dengan TCM, sehingga dapat mengurangi efek samping dari pengobatan Barat.” anak Phornsachi Chalermphan menambahkan penjelasan.
Minmal invasif
Phornsachi Chalermphan mengatakan, meskipun sebelumnya ia sudah tahu bahwa di rumah sakit ada layanan penerjemah bahasa Thailand, namun ia dan keluarga tetap khawatir masalah komunikasi sehari-hari. Sampai ketika ia datang ke rumah sakit, kekhawatiran mereka baru menghilang, karena di rumah sakit ada layanan penerjemah bahasa Thailand 24 jam, jika ada masalah bisa dikomunikasikan dalam bahasa Thailand. “tim medis di sini sangat baik, jika ada hal yang tidak dimengerti, kapan saja bisa ditanyakan, mereka akan dengan sabar menjelaskan. Setelah pukul enam sore, para perawat tidak akan datang mengganggu saya lagi, mereka membiarkan saya istirahat, saya sangat berterima kasih kepada mereka.” jelas Phornsachi Chalermphan.
Menghadap ke kamera, Phornsachi Chalermphan menjelaskan, ia sangat berterima kasih kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou atas bantuannya, ia juga berterima kasih kepada keluarganya atas dukungan yang diberikan. Teman-temannya juga setiap hari mengirimkan pesan melalui Line untuk memberikan semangat kepadanya, hal ini membuatnya sangat terharu dan memberikan rasa optimis kepadanya dalam melawan kanker. Terakhir, ia juga tidak lupa memberikan dukungan kepada pasien kanker lainnya, ia berharap mereka tidak patah semangat, jangan berkecil hati, harus berjuang melawan kanker sampai akhir, semangat!