Dari Ambang Kematian Menuju Kehidupan Baru: Perjalanan Seorang Ibu Indonesia Melawan Kanker Payudara
+  -

"Setiap hari saya hanya bisa makan satu sendok nasi, hati saya terasa seperti ditusuk pisau—saat semua dokter mengatakan satu-satunya pilihan adalah kemoterapi sistemik, sementara tubuh saya sudah tidak sanggup menjalaninya, saya pikir hidup saya telah sampai di ujung jalan." Suara Evelina yang berusia 40 tahun bergetar saat mengenang masa itu. "Sampai akhirnya seorang dokter dari Tiongkok berkata: 'Kami punya cara untuk memecahkan kebuntuan ini'—saat itu, di tengah keputusasaan, untuk pertama kalinya saya menangis terharu."

1.jpg

Evelina Dian Mayasari

Kebenaran yang Menyakitkan: Pukulan Berat dari Kanker dan Metastasis ke Hati

Pada Februari 2025, di tengah teriknya cuaca Kalimantan Tengah, Indonesia, Evelina tersiksa oleh muntah-muntah hebat yang terus berulang hingga tubuhnya kurus kering. Pemeriksaan di rumah sakit setempat menunjukkan adanya benjolan sebesar sekitar 6cm di payudara kirinya, disertai dengan metastasis besar di hati (sekitar 16cm), serta penyebaran ke kelenjar getah bening dan tulang. Hasil biopsi patologi menunjukkan: kanker payudara invasif, ER (-), PR (-), HER-2 (3+), Ki-67 90%.

Fungsi hati Evelina berada dalam kondisi yang sangat buruk: nilai enzim hati melebihi batas normal hingga 10 kali lipat, disertai kelainan serius pada transaminase, globulin, bilirubin, serta adanya asites yang jelas terlihat.

2.png

Hasil pemeriksaan enzim hati Evelina

"Dokter mengatakan, dengan fungsi hati seperti ini, tidak mungkin tubuh saya mampu menjalani kemoterapi sistemik, padahal itu satu-satunya pilihan pengobatan," kenangnya dengan putus asa. "Saya bertanya, 'Apakah benar-benar tidak ada cara lain?', namun yang saya terima hanyalah keheningan."

Ia pun mencoba menghubungi beberapa rumah sakit di Malaysia, namun jawaban yang diterimanya tetap dingin: "Kondisinya terlalu parah, tidak bisa dioperasi, hanya bisa dilakukan perawatan paliatif." Saat itu, ia bahkan merasa bahwa bernapas pun terasa menyakitkan.

3.png

Sebelum menjalani pengobatan, tumor hati Evelina berukuran sekitar 16cm

 Hotline Kehidupan Pukul Tiga Dini Hari: Secercah Harapan di Tengah Keputusasaan

Saat seluruh keluarga berada di ambang keputusasaan, sebuah halaman web pengenalan tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou menjadi harapan terakhir bagi mereka. “Pengobatan Intervensi, Cryoablation... semua istilah teknis yang belum pernah kami dengar sebelumnya, seperti kunang-kunang di tengah kegelapan.” Adik Evelina mengirim pesan permohonan bantuan pada pukul tiga dini hari. Hanya empat jam kemudian, tim costumer service online dari Modern Cancer Hospital Guangzhou menelepon kembali: “Segera kirimkan berkas pemeriksaan medis, tim MDT sedang menunggu.”

Dalam telekonsultasi lintas negara, kata-kata dokter membuat Evelina menangis tersedu-sedu: “Hati Anda sedang meminta pertolongan. Kita harus memprioritaskan perlindungan dan pemulihan fungsi hati terlebih dahulu, baru kemudian memulai terapi melawan kanker.”Ucapan itu langsung menyentuh titik terlemahnya. Sebelumnya, semua dokter hanya menekankan "kemoterapi" tanpa mempertimbangkan risiko gagal hati yang ia hadapi. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada tim yang benar-benar menempatkan "keselamatan jiwa" di atas segalanya. Dengan penuh kepercayaan, ia pun memutuskan untuk terbang ke Guangzhou. “Pusat Layanan Internasional Surabaya mengurus seluruh proses keberangkatan saya ke luar negeri, sehingga saya hanya perlu fokus pada satu hal: bertahan hidup.”

4.jpg

Foto Evelina dengan staf Pusat Layanan Internasional Surabaya

5.jpg

Evelina tiba di Guangzhou untuk pertama kalinya

Menulis Ulang Kemungkinan dalam Kedokteran: Keajaiban Hilangnya Tumor 16cm

Pada Maret 2025, saat bunga kapuk bermekaran di Guangzhou, Evelina tiba di rumah sakit kami. Ketika ia melangkah masuk ke kamar rawat, secangkir teh hangat yang disuguhkan oleh sesama pasien asal Indonesia langsung menghangatkan hatinya.“Di sini tidak ada dinginnya bau disinfektan. Para perawat bahkan ingat bahwa saya takut jarum suntik.” Pemeriksaan menyeluruh saat masuk rumah sakit mengonfirmasi: adanya benjolan di kuadran atas payudara kiri sekitar 2×2cm, metastasis besar di hati sekitar 16cm, disertai asites, anemia, serta kerusakan fungsi hati yang parah.

Tim MDT di rumah sakit kami segera memulai rancangan gabungan “Perlindungan Hati + Pengendalian Nyeri”, meliputi:

l Terapi Perlindungan Hati: Melalui infus intravena dan dukungan terapi simptomatik, fungsi hati secara bertahap diperbaiki.

l Kemoterapi intra-arteri intervensi dan Embolisasi: Obat kemoterapi disuntikkan langsung dan tepat sasaran ke dalam tumor, sambil memblokir arteri yang memasok darah ke tumor, sehingga efek obat terkonsentrasi pada tumor dan efek sampingnya minim.

l Terapi target: Ditujukan untuk HER-2 positif, mengendalikan perkembangan tumor.

Yang lebih mengejutkan bagi Evelina adalah efektivitas pengobatan Minimal Invasif terintegrasi yang revolusioner ini. Dalam 48 jam setelah dirawat, indikator fungsi hati mulai menurun ke arah normal. Pada 20 Maret, ia menjalani kemoterapi intra-arteri Intervensi dan embolisasi pertamanya. Seminggu kemudian, perutnya yang kembung mulai terasa lega, dan nafsu makannya kembali.“Pada hari ketujuh setelah pengobatan, saya ternyata sudah bisa membalikkan badan sendiri!” katanya antusias.“Nyeri menusuk di hati saya hilang, dan bahkan perawat bilang wajah saya mulai terlihat segar kembali.”

Empat minggu kemudian, Intervensi kedua benar-benar membawa keajaiban: Tumor metastasis di hati menyusut dari 16cm menjadi sekitar 2 cm, asites menghilang, dan fungsi hati perlahan kembali normal. Pemeriksaan pencitraan ulang menunjukkan: benjolan di payudara dan lesi di hati menyusut drastis, sebagian bahkan mengalami nekrosis. Saat Evelina mengambil foto liburan di pinggir jalan Guangzhou dan mengirimkannya kepada teman-teman di kampung halamannya, balasan yang ia terima semuanya sama:“Kamu yakin diagnosisnya tidak salah? Ini tidak terlihat seperti pasien kanker!”

6.jpg

Setelah Evelina menjalani Intervensi pertamanya

7.jpg

Selama menjalani pengobatan di rumah sakit

8_副本.png

Sebelum pengobatan, tumor payudara berukuran 2cm; setelah pengobatan, tumor menghilang

9.png

Sebelum pengobatan, tumor hati berukuran sekitar 16cm; setelah pengobatan, tumornya telah kehilangan aktivitas

10.png

Selama masa pengobatan di rumah sakit, Evelina mengikuti kegiatan wisata medis

Pasien dan Tim Medis Bersatu Hati: Kekuatan Hangat dari “Kita Berjuang Bersama”

“Para perawat di sini seperti induk burung yang menjaga anak-anaknya,” kenang Evelina sambil menunjuk ke bel panggil di samping tempat tidurnya. “Suatu kali setelah operasi saya mengalami demam ringan, dan dalam lima menit, tiga perawat bergantian datang untuk mengompres, memantau kondisi, mengganti perban, dan menenangkan saya.” Yang lebih menyentuh hatinya adalah ketulusan para dokter. “Setiap kali melakukan visite, mereka selalu dengan sabar menjelaskan rencana pengobatan dan hasil pemeriksaan terbaru. Mereka tidak pernah menyembunyikan kondisi penyakit saya, tapi selalu menggenggam tangan saya dengan lembut sambil berkata: Jangan khawatir, kita berjuang bersama.”Justru karena perhatian dan kepercayaan ini, Evelina berhasil melewati krisis penurunan sel darah putih selama Terapi target, bahkan secara inisiatif meminta penyesuaian dan penguatan dalam rencana pengobatannya.

Kini, ia sudah bisa makan sendiri, bahkan mampu menghabiskan sepiring penuh nasi kuning, sangat berbeda dengan kondisinya dulu yang hanya bisa bertahan hidup dengan satu sendok makanan setiap hari. Hasil pemeriksaan terbarunya menunjukkan: lesi metastasis di hati mengecil secara signifikan, lesi di payudara terkendali, dan fungsi hati hampir sepenuhnya pulih. Dalam sebuah sesi sharing, ia mengangkat hasil CT scan-nya dengan bangga:“Lihat! Ini adalah bukti bahwa ada jalan keluar di saat putus asa!”

“Melawan kanker itu seperti menari tango berdua, teknologi medis adalah langkah kakinya dan sikap positif adalah iramanya. Keduanya sama-sama penting, tidak bisa dipisahkan.” ujarnya penuh haru.

“也许癌症还会带来考验,但我不会再害怕。我要带着家人的爱、医生的守护,把生命延续下去。”

“Mungkin kanker masih akan membawa ujian, tapi saya tidak akan takut lagi. Saya akan membawa cinta keluargaku dan perlindungan para dokter untuk terus melanjutkan hidup.”

11.jpg

Foto Evelina dengan staf medis dan penerjemah

12.png

Evelina membagikan pengalamannya dan berterima kasih kepada rumah sakit kami melalui unggahan media sosial.

13.png

Foto terbaru Evelina

Hasil pengobatan pada setiap pasien berbeda-beda tergantung oleh kondisi masing-masing, informasi ini digunakan sebagai referensi saja, bukan untuk patokan akhir pengobatan pasien lain. Jika Anda ingin mendapatkan informasi pengobatan secara langsung, Anda dapat melakukan konsultasi online atau menghubungi kami di 0812 9789 7859. Kami dengan senang hati membantu Anda. Terimakasih.
Konsultasi kanker via telp
Hubungi : 0812 978 978 59 | 0878 556 556 99 | 0813 1888 5166
Konsultasi
WA