Cherry Leono
Cherry Leono, 24 tahun dari Indonesia, adalah mahasiswa jurusan pariwisata tingkat III. Ia yang dalam kesehariannya suka bernyanyi dan menari, hobi traveling dan fotografi, tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan terkena kanker payudara.
Kanker Payudara Stadium IV, Menolak Kemoterapi Sistemik
Akhir tahun 2016, Cherry Leono menemukan ada benjolan kelenjar getah bening di bawah ketiaknya yang lunak dan dapat bergeser jika disentuh. Ia segera mencari informasi di internet, dari hasil pencarian, ia mengira benjolan itu dikarenakan hormon normal pada masa remaja dan tidak menghiraukannya. Pada bulan Oktober 2017, ia menemukan bahwa benjolan kelenjar getah bening itu menjadi keras dan tidak bergeser jika disentuh. Hasil pemeriksaan USG di Batam menyatakan tumor payudara. Hingga pada tahun 2018, tumor perlahan berubah menjadi hitam kebiruan, disertai pembengkakan, nanah dan pendarahan.
Di sebuah rumah sakit kanker di Kuala Lumpur, Cherry Leono didiagnosis menderita kanker payudara stadium IV. Dokter memintanya untuk segera menjalani kemoterapi sistemik, tetapi ia menolak. "Hasil pemeriksaan membuat saya sangat tertekan dan takut. Apa efek kemoterapi? Dapatkah saya kembali hidup normal? Dokter-dokter ini tidak dapat menjawab saya secara terbuka, saya bahkan tidak siap untuk menerima fakta ini, jadi saya menolak saran dokter di Kuala Lumpur”, tutur Cherry Leono.
Cherry Leono dan dokter penanggung jawab
Tertarik dengan Intervensi, Pergi ke Guangzhou untuk Pengobatan Kanker Payudara
Kembali ke Indonesia, Cherry Leono mulai mencari metode perawatan kanker payudara selain operasi dan kemoradioterapi. Melalui Instagram, ia terkejut dan senang ketika mengetahui adanya terapi Intervensi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. "Terapi Intervensi berbeda dari kemoterapi sistemik yang dijelaskan oleh dokter di Kuala Lumpur, dapat membunuh sel kanker secara akurat dan efektif tanpa merusak sel normal. Ini memberi harapan pengobatan untuk penyakit saya”, Cherry Leono menjelaskan alasan awal memilih pengobatan kanker payudara ke luar negeri.
Intervensi + Cryosurgery Membuat Tumor Mengecil menjadi 2,8 cm
Ketika baru masuk rumah sakit, ukuran tumor payudara kiri Cherry Leono adalah sekitar 6,3 x 8,9 cm. Karena tumor meneybar ke bagian hati dan paru, distensi abdomen dan nyeri perut membuatnya sulit untuk makan secara normal, ditambah nyeri payudara, lemas dan mengantuk sepanjang hari.
Berdasarkan kondisinya, tim medis MDT menyusun rancangan pengobatan Minimal Invasif komprehensif berupa "Intervensi + Cryosurgery". Sejauh ini, ia telah menjalani 8 kali Intervensi dan 2 kali Cryosurgery, dan tumor telah mengecil menjadi 2,8 x 5,4 cm.
"Sebelum saya mulai menjalani Intervensi, saya sangat takut bahkan diam-diam menangis. Tapi ternyata ketakutan saya berlebihan. Intervensi tidak menimbulkan efek samping yang signifikan terhadap saya. Setelah Intervensi ke-4, kondisi tubuh saya membaik secara signifikan. Sekarang saya bisa bernyanyi, menari, bahkan traveling ke mana pun", Cherry Leono tampak gembira membicarakan tentang efek pengobatan.
Sebelum perawatan
Setelah perawatan
Dokter yang menangani Cherry Leono mengungkapkan bahwa karena pasien masih muda, kemoterapi sistemik dan bedah konvensional dapat merusak sel normal tubuh secara serius, dan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Terapi Intervensi dikombinasikan dengan Cryosurgery adalah pilihan pengobatan terbaik untuk pasien kanker payudara yang masih muda. Terapi Intervensi dengan luka sayat hanya 2 mm, dapat langsung mengaplikasikan obat anti-tumor ke pusat tumor. Jika dibandingkan kemoterapi sistemik, memiliki efek samping yang lebih minim, dan pengobatan yang lebih tuntas. Sementara untuk Cryosurgery, meski bukan pisau bedah dalam arti sebenarnya, namun dapat “memotong” tumor seperti pisau bedah, perawatan tumor yang efektif dengan mempertahankan keutuhan payudara.
Cherry Leono dan sang ayah
Ada Kehangatan seperti Keluarga di Sini
Sebelum keluar rumah sakit, di depan kamera, Cherry Leono mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada dokter penanggung jawabnya, "Selalu ada kehangatan seperti keluarga di sini, saya tidak akan pernah lupa, ketika saya sakit parah dan masuk kamar ICU, Dr. Zhou setiap jam akan datang mengunjungi saya. Juga sering memberi saya hadiah kecil untuk menghibur saya. Kelembutan dan kesabarannya membantu saya melalui masa-masa paling sulit selama pengobatan, sungguh terima kasih sekali”, tutur Cherry Leono sambil menitikkan air mata dan mata yang memerah.
Selain optimis dalam memerangi penyakit kankernya, gadis yang selalu penuh kehangatan dan ceria ini juga aktif membagikan kebahagiaannya kepada pasien lain. Ia telah beberapa kali mempersembahkan pertunjukan tari yang luar biasa dalam kegiatan pasien di rumah sakit. Optimisme dan kepercayaan dirinya telah menyemangati banyak pasien kanker di RS. "Jangan takut kanker, hadapi dengan optimis, jalani pengobatan dengan berani, maka Anda pasti bisa memeranginya!" Ini adalah rahasia Cherry Leono dalam melawan kanker, mari kita mendoakannya, berjuang bersama melawan kanker!