Pham Duc Vien, usia 56 tahun, asal Hanoi, Vietnam, terdiagnosis kanker esofagus stadium akhir pada Desember 2022. Tahun 2023, Pham Duc Vien melakukan 2x Intervensi + 1x Microwave Ablation di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Tumor yang awalnyaberukuran24,25mm mengecil70% menjadi9,59mm setelah melakukan pengobatan.Saat ini sudah bisa kembali makan minum secara normal,kesehatannya juga perlahan membaik, hidupnya semakin memiliki harapan!

Penyakit menyerangbagaikan mimpi yang tak nyata

Saat mengetahuitentangdiagnosis Pham Duc Vien, dia berkata: Setiap kali teringat hari saat terdiagnosis, rasanya seperti sedang mimpi, sangat tidak nyata. Suatu hari pada bulan Desember 2022, saya duduk di rumah seperti biasa, tiba-tibaperut terasatidak nyaman, setelah itu muncul gejala muntah. Saat itu, muncul sejenis firasat buruk di benak saya, jadisayasegera melakukan pemeriksaan di rumah sakit kanker di Hanoi, dan akhirnya didiagnosis kanker esofagus stadium akhir. Dari rumah sakit sampai pulang ke rumah, saya masih tidak percayasaya terdiagnosis kanker, tapi serangkaian gejala seperti kurang enak badan dan tidak bisa makan dengan normal memaksa saya menerima kenyataan ini. Saya merasakan kepanikan dan kegelisahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian, dengan dukungan dan dorongan dari keluarga, saya mulai mencari pengobatan kanker esofagus.

Pham Duc Vien dan istri

Memilih pengobatan luar negeri karena keterbatasan sumber daya medis di Vietnam

Saat ditanya bagaimana menemukan RS kami, Pham Duc Vien berkata: “Setelah didiagnosis kanker esofagus, keluarga juga menemani saya melakukan pemeriksaan di rumah sakit kanker terkenal di Vietnam, mereka juga memberikan rancangan pengobatan, tapi karena lingkungan dan pelayanan mereka yang kurang baik, ditambah dengan keraguan dengan teknologi pengobatannya, jadi saya dan keluarga memutuskan untuk tidak berobat di Vietnam dan memilih berobat di rumah sakit kanker luar negeri yang lebih profesional.Setelah itu, kamiberkonsultasidi banyak tempatdan akhirnya menemukan Pusat Layanan Internasional Hanoi, lalu menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou berkat bantuanstaf di sana. Sebelum memutuskan berobat diTiongkok, Pusat Layanan Internasional Hanoi membantu saya untuk melakukan konsultasi online dengan ahli onkologi di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah ahli onkologi memahami penyakit saya secara detail, saya diinfokan bahwa saya bisa berobat di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou dengan Metode Minimal Invasif. Pengobatan Metode Minimal Invasif tidak akan melukai jaringan tubuh normal, minim efek samping, pemulihannya cepat,siklus pengobatannya pendek. Kesabaran dan profesionalitas ahli onkologi dalam menjawab dan menjelaskan membuat saya memutuskan untuk berobat di Guangzhou. Keluarga juga mendukung saya untuk berobat di Guangzhou.”

Setelah melalui banyak rintangan, pengobatanMinimalInvasif memberikan kehidupan kedua

Saat ditanya tentang kesulitan yang ditemui dalampengobatan kanker lintas negara, Pham Duc Vien berkata: “Kesulitan terbesar adalah masalah visa. Karenapersyaratan yang tidak lengkap saat pertama kali mengajukan visa, jadi saya mengajukan visa dua kalisebelum berhasil tibadi Guangzhou, ini membuang banyak waktu.”

Setelah selesai pemeriksaan di RS, tim dokter merumuskan rancangan pengobatan berupa Intervensi + Microwave Ablation sesuai dengan kondisi tubuh saya.

Setelah itu,mereka menjelaskan rancangan pengobatan tersebut secara detail, sertamemberi tahu saya bahwa luka tindakan Intervensi hanya sebesar 2-3 mm, obat akan dialirkan ke dalam tumor melalui infus arteri. Konsentrasi obat Intervensi 2-8 kali lebih tinggi dibanding kemoterapi sistemik, dapatlebih efektif membunuh selkanker. Sedangkan Microwave Ablation hanya menggunakan “jarum”(diameter tidak sampai 2mm) untuk memasuki tumor denganpanduan alat pencitraan. Luka tusukan jarum di kulit tidak sampai 3mm, tidak ada bekas luka dan tanpa jahitan, sehingga terhindar dari kerusakanterhadap"energi vital" seluruh tubuh akibat operasi besar. Kedua teknologi tersebut tidak hanya memiliki proses pengobatan yang singkat danefeknya cepat terlihat, tetapi juga tidak menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan normal di sekitarnya, serta pemulihan pasca pengobatan sangat cepat.

Sejujurnyaawalnya saya masih agak khawatir dantegang terhadap rancangan pengobatan ini. Bagaimanapun juga,kedua teknologi ini belum ada di Vietnam, namun setelah dokter menjelaskan dengan detail dan profesional, saya menjadi lebih percaya diri terhadap pengobatan kali ini.

Setelah menjalani 2x Intervensi + 1x Microwave Ablation, saya merasadisfagia saya membaik secara signifikan. Dokter juga mengatakan bahwa efektivitas pengobatan sangat baik, kelenjar getah beningsupraklavikula menyusutsetelah tindakanMicrowave Ablation, tumor di esofagus menyusut 70%. Mendengar kabar ini, saya dan keluarga akhirnya tidak bisa menahan tangis.

Ukuran tumor sebelum pengobatan Ukuran tumor setelah pengobatan

Terima kasih kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, sehingga saya bisa menghadapi masa depan dengan berani!

Selamamenjalani pengobatan, seiring dengan kondisi tubuh yang perlahan-lahan membaik, saya juga menghadiri acara FestivalPerahu Naga yang diadakan RS, saya sangat gembira dan sangat berterimakasih pada seluruh tim medis St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, penerjemah dan parastaf Pusat Layanan Internasional Hanoi, dan paling berterimakasih pada keluarga yang selalu menemani.

Sekarang saya sudah bisa makan dan minum dengan normal,kesehatan juga perlahan membaik, rasanya kehidupan masa depansayapenuhdenganharapan!

Terakhir, saya ingin berterimakasih sekali lagi kepada dokter di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, profesionalisme dokter membuat sayamemperoleh kehidupan baru. Saya juga ingin menyampaikan kepada para penderita kanker agar tidak takut,aktif melakukan pengobatan, dan percaya bahwa kehidupan di masa depan akan lebih indah!

Pham Duc Vien