Pada tanggal 19 Juli 2025, ASEAN International Oncology Integrative Medicine Session ke-4 diselenggarakan secara megah di Guangzhou, Tiongkok. Acara ini diselenggarakan oleh lembaga-lembaga otoritatif seperti China Anti-Cancer Association (CACA), China Institute for Development Strategy of Holistic Integrative Medicine, dan World Association for Integrative Oncology (WAIO), serta didukung bersama oleh Sun Yat-sen University Cancer Center, Guangdong Provincial Anti-Cancer Association, Hong Kong and Macao Anti-Cancer Association, serta Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Forum kali ini mengusung tema “Cancer Control, Winning in Integration”, dengan menghimpun para pakar onkologi terkemuka, perwakilan pemerintah, dan pimpinan institusi medis dari berbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, Kazakhstan, dan Bangladesh. Fokus forum mencakup pencegahan dan pengendalian kanker di kawasan, eksplorasi terdepan ilmu kedokteran, pembangunan dan promosi pedoman klinis, edukasi publik, serta pengembangan sistem layanan yang mengintegrasikan industri, akademisi, dan penelitian. Forum ini bertujuan mendorong integrasi multidisiplin dan perkembangan kolaboratif dalam bidang onkologi, serta berkomitmen untuk membangun platform inovatif pengobatan kanker integratif yang berorientasi global.

Para Ahli dari Berbagai Negara Berkumpul untuk Membuka Babak Baru Kerja Sama Regional
Di era saat ini, pengobatan integratif telah menjadi mesin pendorong utama dalam mengatasi tantangan pencegahan dan pengobatan kanker, serta mendorong kemajuan kedokteran internasional. Upacara pembukaan forum berlangsung meriah dan dihadiri oleh banyak tamu terhormat. Para pemimpin, pakar, dan akademisi dari Tiongkok dan berbagai negara ASEAN berkumpul bersama untuk membahas ide-ide baru dan praktik-praktik inovatif dalam kerja sama regional dan inovasi akademik.
Para pemimpin dan tamu yang hadir dalam forum ini merupakan tokoh-tokoh ternama dari berbagai disiplin ilmu dan bidang di kawasan ini, termasuk: Akademisi Fan Daiming (Ketua China Anti-Cancer Association dan Chinese Academy of Engineering), Profesor Wang Ying (Sekretaris Jenderal China Anti-Cancer Association), Profesor Zhang Lijun (International Exchange Office), Bpk. Ben Perkasa Drajat (Konsul Jenderal RI di Guangzhou), Mr. Iric C. Arribas (Konsul Jenderal Filipina di Guangzhou), Mr. Phạm Chí Cường (Konsul Jenderal Vietnam di Guangzhou), Mr. Liu Weining (Ketua Russian-Asian Union of Industrialists and Entrepreneurs), Mr. Lin Zhicheng (Presdir St. Stamford International Medical Group), dan Mr. Lin Xinwei (General Manager Modern Cancer Hospital Guangzhou). Selain itu, perwakilan dari berbagai institusi juga turut hadir, seperti Sun Yat-sen University Cancer Center, National Cancer Society of Malaysia Sarawak Branch, National Institute of Cancer Research and Hospital, Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, dan Hanoi Cancer Hospital. Semua pihak bersama-sama mengusung seruan untuk "menghadapi tantangan kanker global melalui inovasi integratif".
Dalam sambutannya, Profesor Zhang Fujun, Penanggung Jawab Unit Pengembangan Bersama Pelatihan Internasional "Belt and Road" dari China Anti-Cancer Association (Guangdong), menyatakan bahwa ASEAN International Oncology Integrative Medicine Session kini telah menjadi penghubung kunci dalam “Mekanisme Kerja Sama Medis Tiongkok-ASEAN”, yang mendorong penyebaran konsep pengobatan integratif hingga ke tingkat akar rumput dan kawasan Asia Tenggara. Profesor Wang Ying dari China Anti-Cancer Association menyatakan bahwa pengobatan integratif yang menggabungkan pengobatan Timur dan Barat serta kolaborasi multidisiplin sedang memecahkan hambatan geografis, mendorong praktik pencegahan dan pengobatan kanker di berbagai daerah. Ia berharap dapat bekerja sama dengan para ahli dari berbagai negara untuk berbagi model pengobatan yang maju dan bersama-sama meningkatkan tingkat pencegahan dan pengobatan kanker.

Profesor Zhang Fujun, Penanggung Jawab Unit Pengembangan Bersama Pelatihan Internasional "Belt and Road" dari China Anti-Cancer Association (Guangdong) menyampaikan sambutan

Profesor Wang Ying, Sekretaris Jenderal China Anti-Cancer Association menyampaikan sambutan
Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Bpk. Ben Perkasa Drajat, menyatakan dalam pidatonya bahwa pencegahan dan pengobatan kanker merupakan tantangan bersama yang dihadapi negara-negara ASEAN. Indonesia bersedia secara aktif berpartisipasi dalam kerja sama regional, dan bekerja sama untuk meningkatkan skrining di tingkat dasar serta keterjangkauan layanan medis. Ketua Russian-Asian Union of Industrialists and Entrepreneurs, Mr. Liu Weining, menekankan bahwa Tiongkok dan Rusia memiliki ruang kerja sama yang luas dalam teknologi medis dan pengobatan integratif. Ke depannya, kedua negara akan memperkuat pertukaran teknologi dan berbagi hasil, guna mendorong penerapan konsep pengobatan integratif secara lebih luas dan mendalam. Konsul Jenderal Vietnam di Guangzhou, Mr. Phạm Chí Cường, menegaskan bahwa kerja sama dalam bidang pengobatan integratif telah membuka peluang baru bagi kolaborasi di sektor kesehatan masyarakat antara Tiongkok, Vietnam, dan negara-negara ASEAN. Ia berharap melalui platform ini, pertukaran teknologi di tingkat regional dapat semakin diperkuat sehingga memberikan manfaat bagi lebih banyak pasien kanker.

Bpk. Ben Perkasa Drajat, Konsul Jenderal RI di Guangzhou menyampaikan sambutan

Mr. Liu Weining, Ketua Russian-Asian Union of Industrialists and Entrepreneurs menyampaikan sambutan

Mr. Phạm Chí Cường, Konsul Jenderal Vietnam di Guangzhou menyampaikan sambutan
Selain itu, beberapa perwakilan dari Departemen Kesehatan pemerintah negara-negara ASEAN, lembaga pengelola rumah sakit, dan organisasi internasional untuk pencegahan dan pengendalian kanker dalam sambutannya menyatakan bahwa konsep pengobatan integratif sangat selaras dengan prinsip konektivitas yang diusung oleh inisiatif “Belt and Road”. Mereka menekankan bahwa hanya dengan bekerja sama secara erat dan berinovasi bersama, negara-negara dapat mengatasi tantangan kesehatan global akibat kanker serta secara nyata meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di kawasan tersebut.
Fokus pada Teknik Minimal invasif yang Presisi, Memperluas Batas-batas Pengobatan Integratif
Sebagai salah satu sorotan utama forum kali ini, dua pakar onkologi internasional dari Modern Cancer Hospital Guangzhou yang merupakan lembaga penting dalam praktik klinis pengobatan integratif, memberikan paparan dan diskusi mendalam mengenai berbagai teknologi terdepan yang menjadi topik hangat internasional. Hal ini sepenuhnya menunjukkan potensi besar serta penerapan nyata dari integrasi pengobatan Timur dan Barat dalam pencegahan dan pengobatan kanker.
Dalam presentasi bertema “Pengobatan Presisi Individual Berdasarkan Data Gene Chip”, Profesor Huang Zuoping, praktisi klinis pengobatan integratif Timur dan Barat untuk terapi-kanker dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, memaparkan bagaimana rumah sakit kami menggunakan pemodelan molekuler untuk memandu pemilihan jalur terapi bagi kasus kanker yang kompleks, serta menggabungkan konsep integrasi pengobatan Timur dan Barat untuk memberikan rencana diagnosis dan terapi yang presisi serta disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien kanker.

Profesor Huang Zuoping, praktisi klinis pengobatan integratif Timur dan Barat untuk terapi kanker dari Modern Cancer Hospital Guangzhou
Profesor He Jianyu, pakar minimal-invasif internasional dari Modern Cancer Hospital Guangzhou, dalam pidatonya berjudul “Keunggulan dan Risiko Pengobatan Kanker dengan Teknik Minimal Invasif”, membahas secara mendalam nilai klinis dari teknik minimal invasif khas rumah sakit kami, seperti brachytherapy dan ablasi termal, dalam penanganan kanker stadium menengah hingga lanjut. Ia juga membagikan hasil nyata dari pasien serta strategi operasional rumah sakit dalam upaya “mengurangi luka, meningkatkan efektivitas, dan memperpanjang kelangsungan hidup”.
Sementara itu, Ketua China Anti-Cancer Association (CACA) sekaligus akademisi dari Chinese Academy of Engineering, Prof. Fan Daiming, turut memberikan pidato pada sesi ini. Ia menyoroti capaian utama CACA dalam tiga tahun terakhir: pedoman CACA telah diterjemahkan ke dalam 16 bahasa dan disebarluaskan ke 156 negara; 1–2 konferensi puncak internasional diadakan setiap bulan, dengan jumlah penonton tertinggi mencapai 28 juta kali per sesi; basis data pakar kini mencapai 850.000 orang, serta telah melaksanakan kerja sama medis internasional secara luas. Pengalaman dan eksplorasi negara-negara ASEAN juga memberikan wawasan berharga bagi upaya global dalam melawan kanker.

Akademisi Fan Daiming, Ketua China Anti-Cancer Association menyampaikan pidato
Sementara itu, para pakar dari Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kazakhstan, dan Bangladesh juga berbagi dan berdialog secara mendalam mengenai pengalaman serta praktik di negara masing-masing dalam bidang pengobatan paliatif bagi pasien kanker stadium lanjut, lokalisasi terhadap metode pengobatan minimal invasif, serta pembangunan sistem skrining di tingkat dasar. Kegiatan ini benar-benar mewujudkan pertukaran pengalaman regional dan pengembangan model secara kolaboratif.
Menghimpun Kebijaksanaan Internasional, Bersama-sama Membangun Komunitas Global untuk Melawan Kanker
Forum medis kali ini bukan hanya merupakan dialog puncak internasional, tetapi juga sebuah praktik kolaboratif yang memiliki visi global dan daya penerapan kuat di tingkat regional. Para pakar onkologi terkemuka dari berbagai negara di Asia Tenggara memaparkan pengalaman berharga dan pemikiran visioner mereka dalam mendorong pencegahan dan pengobatan kanker serta penerapan konsep pengobatan integratif di masing-masing negara.
Profesor Lê Công Định dari Hanoi Oncology Hospital, Vietnam, menekankan bahwa selain memperpanjang harapan hidup, kualitas hidup dan pemulihan psikologis pasien juga harus mendapat perhatian, dengan mendorong normalisasi diagnosis dan pengobatan multidisiplin serta pengembangan sistem dukungan komunitas yang berjalan secara paralel. Chris Cheng Yuong Kang, Ketua Umum National Cancer Society of Malaysia Sarawak Branch, menyerukan penguatan dukungan pasien di tingkat dasar dan peningkatan kemampuan skrining melalui kerja sama regional dan jaringan kepedulian komunitas, agar lebih banyak pasien di daerah terpencil dapat memperoleh manfaat. Profesor Abu Khaled Muhammad Iqbal dari National Institute of Cancer Research and Hospital Bangladesh menyoroti pentingnya peningkatan standarisasi diagnosis dan terapi, pelatihan tenaga ahli, serta pertukaran data internasional, guna mendorong kerja sama praktis dengan Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Sementara itu, dr. Fahmi Radityamurti, Sp.Onk.Rad dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia, mengusulkan pemanfaatan platform regional untuk mencapai keselarasan teknologi dan pertukaran gagasan, sehingga bersama-sama dapat meningkatkan standar pencegahan dan pengendalian kanker di tingkat regional.

Profesor Lê Công Định dari Hanoi Oncology Hospital, Vietnam

Chris Cheng Yuong Kang, Ketua Umum National Cancer Society of Malaysia Sarawak Branch

Profesor Abu Khaled Muhammad Iqbal dari National Institute of Cancer Research and Hospital Bangladesh

dr. Fahmi Radityamurti, Sp.Onk.Rad dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
Para peserta forum sepakat bahwa gagasan tentang “Jaringan Kerja Sama Pengobatan Kanker Intergratif Tiongkok–ASEAN” telah menjadi terobosan penting dalam mendorong peningkatan mekanisme kerja sama medis di Asia Tenggara serta mewujudkan keterhubungan penuh dalam rantai ‘transfer teknologi – penerapan klinis – transformasi bagi pasien’. Inisiatif ini akan berperan dalam membangun komunitas global pemberantasan kanker yang berlandaskan prinsip konsultasi bersama, pembangunan bersama, dan berbagi bersama.
Bersatu Melangkah Menuju Masa Depan, Berbagi Hasil “Kemenangan Melalui Integrasi”
Dalam wawancara setelah forum, Akademisi Fan Daiming, Ketua China Anti-Cancer Association, menekankan bahwa kerja sama internasional perlu memperkuat jalur praktis seperti berbagi pedoman medis, memfasilitasi pertukaran tenaga medis, mempromosikan transfer teknologi, serta pengembangan tenaga ahli lokal, guna benar-benar mewujudkan keterhubungan sumber daya, komplementaritas teknologi, dan pembangunan pengalaman kolaboratif. Ia secara khusus menyinggung eksplorasi aktif dan hasil klinis Modern Cancer Hospital Guangzhou dalam integrasi TCM dengan teknologi minimal invasif, dan menilai hal ini sebagai contoh khas kerja sama Tiongkok–ASEAN dalam kerangka inisiatif “Belt and Road”.
Prof. Wang Ying, Sekretaris Jenderal China Anti-Cancer Association, menyatakan bahwa forum kali ini merupakan platform penting untuk mendorong kolaborasi multidisiplin di bidang onkologi, yang mempertemukan para ahli dari Tiongkok, Asia Tenggara, Rusia, dan negara-negara lainnya untuk bersama-sama membahas perkembangan masa depan pengobatan kanker integratif. Ia secara khusus menyoroti bahwa Modern Cancer Hospital Guangzhou, sebagai Basis Pelatihan Pengobatan Kanker Integratif “Belt and Road” dari China Anti-Cancer Association, dalam tiga tahun terakhir telah menyelenggarakan 220 sesi sosialisasi pedoman CACA di dalam dan luar negeri, menerima 90 kunjungan delegasi internasional, serta melaksanakan 2.800 kali konsultasi jarak jauh internasional, sehingga menjadi pusat penting bagi kerja sama global dalam bidang pengobatan kanker.
“Kerja sama tidak boleh berhenti pada slogan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” seru Akademisi Fan, yang mengajak negara-negara Tiongkok dan ASEAN untuk terus bergandengan tangan dalam memajukan transformasi klinis dan kerja sama berkelanjutan di bidang pengobatan integratif. Ia menekankan pentingnya membangun komunitas kerja sama medis yang saling percaya dan saling menguntungkan, sehingga lebih banyak pasien dapat memperoleh manfaat, serta bersama-sama menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan bagi kemajuan kesehatan umat manusia.
Sebagai penutup, forum ini secara khusus mengadakan upacara penganugerahan gelar “Unit Percontohan Kerja Sama Pengobatan Kanker Integratif Tiongkok–ASEAN” untuk memberikan penghargaan kepada individu dan lembaga medis yang menonjol dalam inovasi model diagnosis dan pengobatan integratif, promosi teknologi lintas wilayah, serta layanan pasien internasional. Modern Cancer Hospital Guangzhou, sebagai pelaksana aktif konsep pengobatan integratif dan terapi minimal invasif multidisiplin di kawasan Asia Tenggara, dianugerahi gelar tersebut sebagai pengakuan atas perannya sebagai pelopor dalam transfer teknologi lintas negara, layanan pasien internasional, dan eksplorasi integrasi pengobatan Timur & Barat.

Upacara penyerahan plakat
Selain itu, forum ini juga secara khusus memberikan penghargaan kepada sejumlah perwakilan yang berprestasi dalam pertukaran teknologi antara Tiongkok dan luar negeri, promosi diagnosis dan pengobatan integratif, serta layanan pasien internasional. Penerima penghargaan mencakup para pakar medis, peneliti, dan pengelola rumah sakit dari Tiongkok serta berbagai negara di Asia Tenggara. Beberapa mitra medis Asia Tenggara yang telah lama bekerja sama dengan rumah sakit kami juga menerima penghargaan tersebut, sebagai pengakuan atas kontribusi aktif mereka dalam kolaborasi regional, pertukaran gagasan, dan penerapan lokal konsep pengobatan integratif.

Foto bersama para ahli yang menerima penghargaan dan plakat
Keberhasilan penyelenggaraan ASEAN International Oncology Integrative Medicine Session ini menandai bahwa kerja sama antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN di bidang pencegahan dan pengendalian kanker telah memasuki tahap baru yang lebih mendalam dan praktis, sekaligus meletakkan dasar yang kokoh bagi pembentukan mekanisme kolaborasi regional yang efisien dan berkelanjutan.
Sebagai platform penting untuk layanan diagnosis dan pengobatan kanker lintas negara di wilayah Tiongkok Selatan, Modern Cancer Hospital Guangzhou akan terus memainkan peran sebagai unit percontohan yang menjadi panutan, terus mendorong penerapan dan berbagi di tingkat regional untuk konsultasi multidisiplin, teknologi minimal invasif, serta pengobatan integratif Timur & Barat, memperdalam kerja sama dengan negara-negara ASEAN di berbagai bidang, termasuk penelitian akademis, rujukan pasien, diagnosis dan pengobatan jarak jauh, dan pelatihan tenaga medis. Ke depan, rumah sakit akan terus berupaya memperkenalkan konsep “Pengobatan Integratif Timur” ke panggung internasional yang lebih luas, agar semakin banyak pasien memperoleh manfaat dari inovasi dan kembali menyalakan harapan melalui kolaborasi, serta bersama-sama menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan Tiongkok bagi perjuangan global melawan kanker dan kemajuan kesehatan dunia.