Nurdin

Nurdin adalah pasien kanker rektal berusia 60 tahun dari Indonesia.

Pada bulan Oktober 2017, Nurdin mengalami gejala BAB berdarah dan rasa sakit yang tidak tertahankan. Maka ia pergi ke Malaysia untuk melakukan pemeriksaan dan ditemukan adanya benjolan di usus. Darah di dalam tinja membuktikan bahwa usus mungkin telah pecah. Dokter setempat menyarankannya untuk segera melakukan operasi. Awalnya ia mengira bahwa teknologi pengobatan di Malaysia lebih maju daripada Indonesia. Mencari metode pengobatan canggih selain operasi dan kemoradioterapi adalah niat awalnya datang ke Malaysia. Namun ternyata satu-satunya rancangan perawatan yang diberikan oleh dokter setempat adalah menjalani reseksi. Karena mempertimbangkan usianya yang sudah agak tua dan risiko operasi, dia menolaknya.

Kabar buruk ini bagaikan awan hitam yang menyelimuti seluruh keluarga, semua orang tidak dapat menerima kenyataan ini. Mereka juga menyatakan dukungan untuknya dan secara aktif membantunya untuk mencari metode pengobatan lain. Pada saat itulah, Nurdin mengetahui bahwa pada tahun 2015 lalu, keponakannya menderita limfoma dan ia mendapat hasil pengobatan yang baik setelah dirawat di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dia seperti melihat secercah harapan.

Kemudian Nurdin dan keluarganya mencari informasi tentang RS kanker di China melalui internet, dan mengetahui bahwa St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou memiliki teknologi Minimal Invasif untuk pengobatan kanker. Setelah mengetahui bahwa rumah sakit memiliki kantor perwakilan di Medan, ia dan keluarga datang ke kantor untuk mendapatkan informasi. "Karena saat berada di kantor Medan, dokter menjelaskan dengan detail tentang rancangan perawatan dan prinsip teknisnya melalui teleconference, ini menghilangkan kekhawatiran saya sehingga saya sangat yakin untuk pergi berobat ke luar negeri,” Nurdin mengingat kembali situasi saat itu.

Nurdin dan staf medis

Pada Desember 2017, ditemani oleh keluarganya, Nurdin yang terganggu akibat BAB berdarah dan rasa nyeri, tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dokter mengadakan konsultasi ahli multidisiplin berdasarkan kondisinya, biasanya kemoterapi adalah perawatan yang paling umum saat itu. Namun, efek samping kemoterapi juga sangat jelas. Selain itu, tumor tumbuh di organ kompleks seperti rektum semakin menambah kesulitan untuk pengobatan, ditambah lagi Nurdin adalah pasien lanjut usia. Akhirnya dokter menyusun rancangan pengobatan untuknya berupa terapi Intervensi dan Metode Pengobatan Gabungan Timur dan Barat.

Dibandingkan dengan kemoterapi sistemik konvensional, terapi Intervensi mengalirkan obat antitumor melalui arteri, dapat meningkatkan konsentrasi obat sebanyak 10 kali, tidak merusak sel normal, lebih efektif dan minim efek samping. Dikombinasikan dengan injeksi pengobatan tradisional China, dapat membunuh sisa sel kanker di rektum secara tuntas sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh pasien sendiri dan membantu pasien melawan kanker secara efektif.

Ketika ditanya tentang efek pengobatan, Nurdin berkata dengan semangat, "Yang mengejutkan saya adalah bahwa setelah dua kali intervensi, rasa sakit mereda, dan BAB berdarah menghilang sepenuhnya." Dokter penanggung jawabnya, Wang Zenghai menjelaskan, "Sejauh ini, Nurdin telah menerima empat kali Intervensi dan dua kali Imunoterapi (Terapi Natural). Dari hasil CT, MRI dan kolonoskopi kali ini, tumor telah benar-benar hilang dan tidak ada tanda-tanda kekambuhan. Hanya perlu kunjungan lanjutan yang rutin.”

"Saat ini, saya dalam keadaan sehat dan saya sangat puas dengan efek pengobatan. Saya sangat senang. Terima kasih atas perlindungan Tuhan, juga terima kasih kepada tenaga medis di sini yang menyediakan teknologi canggih dan layanan penuh perhatian. Meskipun kami menempuh perjalanan jauh untuk mencari saran medis di luar negeri, tetapi terapi Minimal Invasif di sini tidak mengecewakan saya. Para dokter, teknisi dan perawat sangat hebat, kamarnya juga sangat nyaman. Saya memberikan nilai 100 untuk rumah sakit ini,”Nurdin tersenyum bahagia.

Pada saat yang sama, Nurdin juga mengungkapkan harapannya yang tulus kepada pasien kanker lainnya. Semoga semua pasien kanker dapat memperoleh perawatan tepat waktu, mendapatkan efek pengobatan yang baik dan kembali sehat seperti dia.