Kanker Rektum Stadium IV, Saya Menolak Operasi
+  -

kanker rektum, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Minimal Invasif, operasi, kemoterapi

HENDRY ANGGLES

Di Indonesia maupun Malaysia, saran pengobatan yang diberikan semua dokter sama, yaitu operasi! Ini berarti saya harus menggunakan kantong kotoran seumur hidup, BAB akan sangat merepotkan. Saya menolak dan untungnya saya mendapatkan informasi pengobatan Minimal Invasif yang membuat saya terhindar dari penderitaan akibat operasi,” kata pasien kanker rektum stadium IV, Hendry Anggles, di kamar pasien St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.

Saya Medanpatkan Saran Pengobatan yang Sama di Indonesia dan Malaysia

HENDRY ANGGLES berasa dari Surabaya, Indonesia. Bulan Juli 2016, kondisi fisik yang sehat mulai mengalami gejala seperti BAB berdarah, diare, ekskresi yang sulit dan gejala lainnya. Awalnya ia mengira hanya wasir biasa, tetapi setelah diobati, bukannya membaik, kondisinya malah semakin buruk. Di rumah sakit Surabaya, ia menjalani kolonoskopi dan didiagnosa kanker rektum stadium IV, terdapat benjolan dengan jarak 2cm dari anus. Menghadapi hasil tersebut, Hendry Anggles yang tidak mempunyai riwayat kanker atau mengalami keluhan apapun merasa sangat takut dan sedih. Yang lebih buruk lagi, semua dokter di Indonesia dan Malaysia yang ia kunjungi menyarakannya untuk menjalani operasi. Dikarenakan pertimbangannya untuk memasang kantong kotoran yang merepotkan, Hendry Anggles dan keluarga menolak untuk operasi.

Setelah pulang ke rumah, Hendry Anggles mendengarkan saran seroang teman, ia mulai mencari Traditional Chinese Medicine (TCM) untuk pengobatan kanker rektum, namun kondisinya tidak membaik seperti yang diharapkan. Bulan Juli 2017, Hendry Anggles mulai merasakan rasa sakit pada anusnya, sulit BAK dan gejala lainnya, bahkan gejala awal BAB berdarah semakin memburuk, sehingga membuat ia dan keluarganya merasa khawatir dan cemas.

Operasi Bukanlah Satu-satunya Pilihan Pengobatan Pasien Kanker Rektum

Dalam sebuah kesempatan, anak Hendry Anggles mendapatkan informasi dari internet tentang metode pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, selain operasi, kanker rektum bisa diobati dengan metode Minimal Invasif, tanpa operasi dan kemoterapi, minim penderitaan dan efek samping, agar pasien kanker rektum bisa mendapatkan hasil pengobatan yang efektif.

Hal ini membuat Hendry Anggles dan keluarga sangat senang. “Kami datang ke kantor perwakilan di Indonesia melalui alamat yang tertera pada internet, ketika saya tahu kalau banyak pasien kanker yang kondisinya sangat parah namun bisa mendapatkan hasil pengobatan yang efektif dengan metode Minimal Invasif ini, bahkan kondisinya semakin baik, keluarga saya mendukung saya untuk datang ke sini,”kata Hendry Anggles.

Bulan November 2017, Hendry Anggles ditemani keluarganya datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awal masuk rumah sakit, tumornya berukuran 8*10cm, dikarenakan Hendry Anggles mengalami gejala BAB berdarah, rasa sakit di anus dan penderitaan lainnya, sehingga ia tidak dapat berbaring terlentang, kualitas tidurnya pun terganggu.

Dokter MDT menentukan metode pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya “Intervensi + Brachytherapy + Terapi Natural”. Dokter yang menangani Hendry Anggles mengatakan,“Pasien menderita kanker rektum stadium lanjut, dan tidak bersedia menjalani operasi. Intervensi hanya membutuhkan luka sayat 1-2mm pada arteri femoralis pasien, tidak perlu memperlihatkan jaringan, dapat mengalirkan obat anti kanker masuk ke dalam tumor, konsentrasi obat 8-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan obat kemoterapi, bahkan tidak merusak jaringan normal lainnya, lebih aman, lebih efektif, dan minim efek samping; untuk tumor kecil lokal, dapat menggunakan Brachytherapy yang mampu membunuh sel kanker secara menyeluruh. Jika dikombinasikan dengan Terapi Natural, metode ini dapat meningkatkan imunitas tubuh pasien, memperpanjang harapan hidup pasien dan meningkatkan efektifitas pengobatan jangka panjang.”

kanker rektum, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Minimal Invasif, operasi, kemoterapi

Hendry Anggles berfoto bersama dokter

“Pertama kali menjalani Intervensi saya tidak mengalami penderitaan apapun, setelah selesai pengobatan, saya dapat merasakan kondisi tubuh saya membaik secara signifikan. Saya yang tadinya tidak dapat berbaring terlentang saat ini sudah bisa, kualitas tidur pun sudah sangat membaik. Pertama kali keluar rumah sakit, tumor saya sudah mengecil 50%, BAB berdarah, rasa sakit pada anus dan gejala tidak nyaman lainnya sudah menghilang, kondisi fisik membaik. Kedua kali keluar dari rumah sakit, saya merasakan kondisi saya tidak berbeda dengan orang normal lainnya, hanya perlu banyak berolahraga, tidak boleh duduk terlalu lama. Saat ini saya merasakan kondisi saya terus membaik secara perlahan!” Hendry Anggles dengan senang menceritakan kondisinya saat ini.

Tips kanker kolon :

1. Saat mendapatkan gejala BAB berdarah, harus melakukan pemeriksaan medis, kanker kolon dengan mudah dianggap sebagai wasir, saat terdiagnosa kemungkinan sudah memasuki stadium lanjut.

2. Kanker kolon semakin banyak ditemukan pada kaum muda. Selain faktor genetik, makanan dan sebagainya, stress juga dapat mengakibat kanker kolon. Bagi Anda yang mempunyai riwayat kanker kolon, biasakan untuk rutin menjalani pemeriksaan sejak usia 35 tahun.

Hasil pengobatan pada setiap pasien berbeda-beda tergantung oleh kondisi masing-masing, informasi ini digunakan sebagai referensi saja, bukan untuk patokan akhir pengobatan pasien lain. Jika Anda ingin mendapatkan informasi pengobatan secara langsung, Anda dapat melakukan konsultasi online atau menghubungi kami di 0812 9789 7859. Kami dengan senang hati membantu Anda. Terimakasih.
Konsultasi kanker via telp
Hubungi : 0812 978 978 59 | 0878 556 556 99 | 0813 1888 5166
Konsultasi
WA